Monday, November 17, 2014

Antara Ketakutan dan Perasaan

pernahkah kau berpikir kesensitifan adalah buah ketakutan yang merajarela
memakan seluruh pikiran sehat dan menghantam jiwa dengan kecemburuan semata?
ketika hanya satu jepretan menjadi bahan canda, "ah sudah biasa" saat ia tidak ada diantara mereka
berjubah, berserah, terlihat hampa diantaranya

kata mereka ketakutan hanya ilusi
produksi hormon-hormon dari otak yang menarik badan ke lubang kegelapan
tapi apa dayanya?
ketika ia berharap senyumannya ada di sekitar mereka
bagai canda ia sengaja memperlihatkan rasa ketidaknyamanannya
tapi apa dayanya?
entah perasaannya atau sandirwaranya yang terlalu kuat

saat ia rela memberikan sesuatu. hanya karena yang lain pergi
'untukmu, aku janji' 
satu senyuman saja diantara mereka
itu yang ia harap, tidak didapat
banyak mau mungkin
atau ketakutan?
seakan pemberian itu adalah pengadaian
agar hatinya kaya akan perasaan
tapi perasaan itukah yang ia mau?

luapan emosi yang mendalam, dada terasa berlubang
tapi tidak ada satu tetes air pun menyentuh pangkuannya
bahkan tidak sampai dagunya
seakan perasaan ini sudah terkekang

sudah berapa kali ia berjanji
bahwa pada ikatan dia tidak dapat bersandar diri
tapi ia terlalu sendiri
untuk berharap pada janji

murni tanpa perbaikan karena 
sudah merasa sangat pasrah

No comments:

Post a Comment