Saturday, February 21, 2015

Sudah Satu Tahun Lebih (Tridakara)

Malam itu, hujan pun turun perlahan
Seakan menyatukan semua rasa
Menghapuskan ego dan penyesalan
Membiarkan setiap hati saling meraba

Tak terasa waktu terus berjalan
Baru kali ini, aku berharap waktu itu pincang
Atau ada hal lain yang bisa hentikan waktu?
Agar kita terus bisa satu

Biarlah matahari menjadi saksi
Melihat setiap tetes keringat tak henti-henti
Dahulu bulan tersenyum melihat mimpi
Setiap insan yang terbang ke bintang yang diratapi

Tapi, malam ini bulan tertawa bahagia
Melihat gandengan tangan setiap insan yang dahulu diperhatikannya
Dan kini, bintang-bintang mereka membentuk konstelasi
Terbang dalam satu armada abadi

Teman,
Jika setiap tawa bahagia bulan kita hitung
Aku yakin, angkanya kan terus bertambah melampaui batas yang berarti
Tawa itu akan terus abadi
menghiasi mimpi yang terus buat kepala ini pening

Aku tidak mengerti
Keajaiban apa yang menyelimuti
Saat bersamamu, semua sakit sirna
Tidak ada lagi hati yang hampa
Semua harapan seakan semakin nyata

Bisakah kita terbang ke satu bintang saja?
Karena aku tak mau melepas tangan
Dan sekali lagi merasa hampa
Karena setiap hari kalian adalah pegangan

Saat kita mendarat ke setiap bintang
Matahari tak akan menjadi saksi atas tetes keringat
Melainkan tetes air mata dari ratusan pasang mata
Bulan pun tersenyum menemani setiap jiwa yang takut akan hampa

Akan tetapi, saat kita mendarat
Dan tangan ini tak bisa kau pegang
Ingatlah bagaimana hujan menyatukan semua rasa
Saat itu dan seterusnya, semua jiwa satu, tak ada rasa hampa
Walau setiap insan sudah ada di bintang yang berbeda
Untuk dapat kehangatan, jiwanya tak perlu saling mendekat

(untuk Tridasa Adhikari Atmamatra)
two posts a day wont hurt

No comments:

Post a Comment